2. BEJANGO
Bejango artinya kegiatan mengunjungi. Dalam kajian bejango ada tiga hal yang diutarakan
dalam bagian bejango yakni untuk mengunjungi keluarga, teman yang desa` yang
bertempat tinggal di wilayahnya berbeda dengan orang yang mengunjungi, ada juga
bejango pada orang sakit, dan bejango kepada orang yang akan menikah dalam
tradisi sasak.
1. BEJANGO untuk MENGUNJUNGI KELUARGA, TEMAN
yang BERBEDA DESA atau WILAYAH atau DESA
Dalam bahasa sasak, dijelaskan bahwa
bejango merupakan kegiatan atau acara mengunjungi. Bejango didalam kebiasaan di
Suku Sasak yakni untuk mengunjungi keluarga yang berupa paman, bibi, kakek atau
nenek, bisa jadi teman akrab yang berada
ditempat yang agak jauh atau antar desa, kalau sifatnya hanya berkunjung kepada
tetangga dekat atau satu desa itu alih bahasanya dalam sasak namanya ngayo,
Bejango dalam hal ini untuk melepaskan
kerinduan dan mempererat kekeluargaan dan persaudaraan karena seiring dengan
kesibukan kerja atau aktivitas , karenanya memanfaatkan waktu yang kosong untuk
digunakan sebaik mungkin, juga memberikan rasa tenang dan tentram dan suasana
hati menjadi lebih bahagia karena perjumpaan langsung kerumah keluarga atau
teman ini. Bila Orang lain yang tidak memiliki kesempatan untuk berkunjung,
maka posisinya dihadapan teman atau keluarga ini menjadi agak diragukan dan
kadang tidak akan dihiraukan karena sudah lama tidak bertemu.
Seringkali sikap acuh tak acuh akan hadir
apabila tidak dibiasakan dengan saling mengunjungi keluarga yang dari jauh
tersebut , untuk itu cobalah membagi waktu yang pas agar keluarga tersebut
mencapai ketentraman karena tidak ada rasa acuh tak acuh tersebut, dan
permusuhan jelas tidak akan ada lagi. Itulah rumah tangga yang memberikan
ketentraman bagi keluarga yang berada didalamnya. Boleh jadi karena sudah
berumah tangga, suami isteri akan memisahkan diri dengan orang tua dan tidak
tinggal satu atap atau satu rumah disebabkan karena hidup mandiri, atau bekerja
diwilayah lain atau mungkin negara lain.
Bejango sifatnya sebagai himbauan kepada
siapapun sampai kapanpun karena mengunjungi keluarga tidak cukup hanya sampai
pada saat Ied Fitri atau Ied Adha atau hari libur sekolah. Karena apabila
bejango ini tidak dibiasakan atau tidak diindahkan maka bukannya rasa rindu
yang ada pada masing-masing keluarga tapi akan diganti dengan rasa tak perduli
antar keluarga itu lagi. Bahkan karena
sampai kapanpun seseorang yang jauh tempat tinggalnya tersebut, maka Mereka
akan tahu kabar dan pemberitahuan yang mungkin sangat diperlukan keluarga
tersebut .
Karena keterlambatan informasi
kekeluargaan biasanya hadir karena tidak ada kontak yang jelas, boleh jadi
menggunakan Via-telpon ataupun sarana informasi lainnya, namun bahwa, kalau
dilihat masih dianggap berada ditingkat silaturrahim yang pasif, dimana seorang
yang silaturrahmi yang secara langsung bertatapan muka akan nampak hubungan
yang sangat harmonis, indikatornya dilihat dari seberapa dekat keluarga
tersebut dapat saling bertemu langsung (face to face), sehingga apa yang
dilakukan keluarga atau teman sehubungan dengan mengetahui aktivitas dan
keadaan kerabatnya adalah dengan bejango ini, Dia menyayangi keluarganya
sebagaimana Dia menyayangi diri sendiri, karena dibalik keberhasilan dan kontinyuitas
hidup sesorang itu tidak terlepas dari peranan orang-orang terdekatnya,
meskipun tidak sepenuhnya begitu, namun akan terhindar rasa saling meremehkan
atau mengabaikan keluarga atau temannya.
Sebagaimana seseorang yang ramah kepada
siapapun, maka kita pun juga harus baik hati kepada kerabat yang memang jauh
alamatnya. Dari bejango ini kita diajak memahami orang lain melalui dialogis
secara langsung dalam waktu dan tempat yang sama. Karena hal bejango ini
tujuannya menyatu dengan lingkungan sekitar lebih-lebih keluarga dan teman
dekat.
Lingkungan yang seperti ini penting dalam
kehidupan manusia, kalau lingkungan keluarga atau pertemanan tidak baik,
relitas sosial yang ada didalam masyarakat bisa dibayangkan akan seperti apa.
Boleh jadi karena kesibukan kerja atau sekolah, tapi tetap hal ini dianjurkan
dimasyarakat, serta dianggap baik dan nyata membawa keyakinan yang mendalam
agar silaturrahmi atau berkunjung ini membuat kedudukan seseorang dimasyarakat
menjadi lebih diutamakan, karena kondisi wilayah yang berbeda atau jauh dan
tidak mudah untuk dikunjungi kecuali ada waktu yang memungkinkan untuk datang
berkunjung.
Sebelum melakukan kunjungan tentu saja
harus diberitahukan kedatangannya kepada keluarga atau teman yang bersangkutan
tersebut melalu Via telepon atau sarana komunikasi lainnya agar ketika berkunjung,
Tuan rumah akan sangat siap dalam menyambut dan menyajikan berbagai kepentingan
keluarga atau teman yang akan berkunjung ini, apakah tujuannya untuk sekedar
silaturrahim, mencari atau memperoleh hiburan atau kesenangan atau memang ada
sesuatu hal yang harus diselesaikan dalam kekeluargaan.
Saat itu penting atau tidaknya hasil
kunjungan maka tentu Seorang yang akan berkunjung ini bisa saja membawakan hadiah
berupa makanan ala kadarnya, agar tidak terlalu merepotkan, tapi tidak
dibawakan juga tidak apa-apa karena tidak ada namanya negosiasi seseorang harus
bawa sesuatu ketika akan berkunjung, karena sebagai tamu kita melihat diri kita
biasa saja, nanti Sang Tuan rumah yang akan menyajikan hal-hal yang perlu dalam
proses penerimaan tamu berupa makanan,minuman atau hal-hal yang dipandang perlu
oleh mereka tersebut.
Jika perlu tanpa disuruh pun tamu perlu
juga membawakan hal-hal yang bermanfaat untuk keluarga atau teman yang berada pada tataran wilayah yang
berbeda ini.
2. BEJANGO pada ORANG SAKIT
Bejango bisa juga dipakai untuk mengunjungi tetangga
yang sedang sakit untuk memberikan rasa prihatin dan empati kepada tetangga,
orang yang menjenguk dapat membawakan bahan pokok seperti gula, kopi, susu kalo
beras ataupun kopi yang diberikan tidak menjadi tradisi, karena sesuatu yang dikenal baik dan buruk
untuk orang yang sakit tentu saja yang sesuai dengan situasi Orang yang akan
seseorang akan kunjungi. Untuk menjadi warga yang baik, tentu saja harus
menyesuaikan ruang dan waktu, misalnya
Si Sakit ini membutuhkan makanan ringan,
atau boleh jadi makanan tersebut untuk keluarga yang sedang menjaga Si Sakit
ini. Kejadian sakitnya seseorang menggambarkan keadaan ikut merasakan terhadap
kesedihan yang dialami keluarga Si sakit tersebut, makanya tolong menolong atau
silaturrahim dalam hal ini perlu untuk mengurangi kesusahan keluarga si Sakit
tersebut.
Detail-detail yang perlu diberikan
hendaknya yang wajar-wajar saja, karena tidak mungkin orang sakit malah
dibawakan beras, maka tentu saja itu akan dimaknai terhadap orang lain yang
artinya pemaknaan terhadap apa yang nyata berasal dari apa yang kita yakini
sebagai sebuah kenyataan, seolah-olah si sakit ini sudah siap untuk makan yang
lahap.
Karena itulah pemilihan barang bawaan
yang dibawa seperti beras kurang pas, lebih-lebih yang mengunjungi ini
beramai-ramai bawakan beras maka akan dimaknai seperti acara belangar atau ikut
belasungkawa karena ada yang meninggal dunia, yang biasanya beras tersebut
memang pas dipakai untuk memasak nasi yang nantinya dipakai dalam mengadakan
zikiran dan do’a untuk mayit.
Memang sangat bagus beras, tapi dilihat
dari kelayakannya artinya masih lebih baiknya hanya diberikan makanan saja yang
ringan dan andaikan ada rezeki lebih tentu keluarga Si Sakit akan membutuhkan
uang, nah itulah yang pas sesuai ruang dan waktunya. Uang tersebut boleh jadi
untuk berobat Si Sakit ini, atau keperluan selama perawatan dan kecukupan
kebutuhan pokok karena bisa jadi keluarga Si Sakit ini jumlah uangnya sangat
minim sekali dan tidak cukup dan akan
menjadi sejalan pemakaian uang tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan
keluarga Si Sakit ini.
Berkelompoklah dengan tetangga atau siapa
saja untuk berkunjung kerumah orang sakit ini, dan berikan hiburan agar
keluarga Si Sakit tersebut terkurangi beban didalam hidupnya, karena mencinta
handai taulan, kerabat dekatnya dari sanalah akan tercipta rasa saling sayang
antar saudara seiman,seagama, dan sesama manusia. Tetangga yang hadir menjenguk atau bejango ini
perbuatan yang sangat mulia, dan event yang sangat baik pula, mengingat bejango
dalam hal orang sakit atau tetangga yang jauh ini dilakukan cukup jarang dalam
beberapa waktu saja. Pada event inilah kesempatan bagi para simpatisan atau
keluarga atau teman yang menjenguk ini untuk menunjukkan kemampuan dan
pedulinya didalam rumah keluarganya, dan teman yang jarak wilayah tempat
tinggalnya cukup jauh tersebut dapat
terjalin, semakin sering bejango maka akan semakin baik pula kualitas
persaudaraan dan kekeluargaan.
3. BEJANGO untuk ORANG yang akan MENIKAH
Tradisi Lombok sebelum acara nyongkolan
atau acara salam-salaman dengan orang tua dari pihak mertua laki-laki dan
perempuan. Masyarakat biasanya telah
siap untuk bejango atau mengunjungi pengantin ini, kenapa dibilang pengantin
karena memang sudah sah secara islam, dua hari atau tiga hari sebelum
nyongkolan datanglah masyarakat membawakan keperluan-keperluan untuk sang
pengantin.
Ijab qabul dan prosesi pernikahan telah
dijalankan, sekarang tinggal acara nyongkolan, biasax diiringi gendang belek
yang terdiri dari alat musik gendang, kecepreng karena menghasilkan bunyi yang
khas dan unik biasax ribut dan ramai, ada suling khas menandakan hiburan orang
yg menjenguk, ada juga cilokak, kecimol(lagu yg dibawakan biasanya bahasa
melayu/Indonesia dari dangdut, atau pop).
Biasax yg bejango ini memakai pakaian
adat Lombok sperti kebaya, songket(sarung khas utk nyongkol beda seperti sarung
shalat karena mirip juga seperti selimut panjang, sanggul(bulu palsu ini untuk
perempuan), kembang emas atau kembang rambut itu seban untuk laki-laki baju gedek nungkik(jas sasak),
songket, sapuk/ikat kepala khas Lombok, dan keris.
Nah kesesuaian yang pantas untuk
masyarakat karena ibarat akan ada pesta, maka masyarakat tentu akan saling
membantu untuk kesempurnaan acara salam-salaman dan juga kelengkapan keperluan
Sang pengantin perempuan dan laki-laki.
Biasanya, sebelum acara nyongkolan
ditetapkan maka masyarakat membawakan gula, sabun,pasta,sikat gigi, parfum,
masyarakat yang sudah tahu akan ada acara nyongkolan, maka mereka berhias diri,
berdandan untuk saling membantu dalam mempersiapkan suksesnya acara nyongkolan
dalam salam-salaman.
Namun masyarakat biasa yang kebetulan
satu desa boleh saja berpenampilan biasa saja dalam membawakan keperluan
pengantin seperti yang disebutkan diatas. Biasanya bejango sebelum nyongkolan
orang datang seperti tamu biasa mengucapkan selamat, dan memberikan gula, sabun,pasta dan sikat gigi, parfum.
Pokoknya hal-hal yang yang sangat dipandang
diperlukan oleh pengangtin saja dan barang yang layak.
Tentunya tamu akan dilayani seperti ada
tamu yang datang dirumah kita. Nah prosesi salaman ini setelah selesai maka
langsung pulang para pengantin kerumah sang suami tentunya, dan selesai
nyongkolan tidak perlu ada acara-acara makan antara mertua dari orang tua laki-laki
dan perempuan, sebelum atau sesudahnya tidak perlu diberikan makan,minum atau ngopi,
tapi dibagian desa Mujur, kecamatan Praya, terkadang disuguhkan makanan, kenapa
tdk disuguhkn makanan karena saking banyaknya tamu, masa harus disuguhi makanan, orang yang
menikah nanti akan menjadi boros itulah landasan fikiran masyarakat.
Maka itu akan mnjadi hal yg lumrah bagi
orang tua-orang tua ini. Tentu saja pas datang orang tua laki ini maka diadakan
kuade(duduk bersama antara pengantin laki dan perempuan) biasanya duduk 10
menit agar diketahui muka pengantin oleh masyarakat dan keluarga. Kemudian Salam-salaman akhirnya
yang menjadi inti dari nuansa adat ini.
Luar biasa, salam-salaman dalam
nyongkolan ini tujuannya untuk memperkenalkan diri kepada keluarga pengantin
perempuan dengan adat yang sesuai melalui iringan atau diselingi cilokak(lagu
sasak tradisional),gendang belek(tabuhan gendang, seruling),
Biasanya masyarakat yang ikut dalam
prosesi ini, bukannya malah ikut salaman dengan para pengantin, tapi malah
asyik mendengarkan dan menyaksikan gendang belek,kecimol, dan cilokak. Betapa
tidak sawer musik yang sangat membuat antusias masyarakat bahkan ikut bergoyang
bersama, nuansa persatuan yang sangat semarak diwilayah Suku Sasak ini,
daripada ada acara perang, tentu diminimalisir dengan kondisi yang seperti
joget itu sudah, saya jadi terhernyit masa Iya Mahasiswa IAIN Mataram akan ikut
hal yang demikian itu, cukup saja menjadi Da’i Muda Pilihan bersama ANTV, kan
lumayan menjadi Artis dan mendapatkan pahala dengan berdakwah kebaikan.
Sementara itu, setelah prosesi bejango
untuk Para mertua ini selesai yang dilengkapi dengan aneka tradisi dari seni
Gendang belek dan lainnya tersebut, maka dua hari atau tiga hari setelahnya
ini, maka suami isteri yang sudah sah ini mengadakan pertemuan dengan orang tua
si gadis yang menjadi isteri sekarang ini. Tentunya disertai oleh Sang Suami,
nah dari sinilah mereka secara pribadi bersalaman dalam suasana keakraban
kekeluargaan artinya tidak ada perayaan lagi seperti menyewa gendang
belek,cilokak,atau kecimol, namun sekarang lebih kepada bagaiamana membangun
kekeluargaan isteri menjadi keluarganya Sang Suami, suami tersebut juga hendak
menjadi bagian keluarga dari Sang Isteri tersebut.
Tidak ada keberatan atau saling marah
atau dendam disebabkan karena adat Lombok yang mencuri anak perempuan orang,
kemudian dijadikan isteri tapi sekarang karena sudah diadakan perkawinan yang
sah sesuai agama dan kenegaraan, maka mertua ini pun sudah menjadi satu
kesatuan dalam ikatan rumah tangga anaknya. Boleh dikatakan mencuri untuk
anaknya tapi endingnya pun akan mengarah kepada cara keislaman dalam hal
pernikahan.
Dari pertemuan inilah pasangan suami
isteri ini menceritakan bagaimana seharusnya rumah tangga mereka akan berjalan sebagaimana mestinya sepeti keluarga
yang sudah sakinah,mawaddah,wa rahmah,
dan bejango dalam hal ini tidak disyaratkan apakah mau menginap atau
tidak dirumah mertua, karena sudah menjadi bagian keluarga. Kalau berkenan,
pasangan suami isteri yang baru ini dapat diizinkan menginap dirumah mereka.
Tapi gengsi juga dibolehkan atau sah sah saja, sesuai kehendak pribadi, kalau
merasa merepotkan mertua, lebih baik segera pulang kerumah barunya bersama sang
isteri.
Itulah artinya membuka lembaran baru
setelah melakukan bejango yang terakhir, selanjutnya dilepaskan kepada pihak
yang bersangkutan, mau berjango kapanpun tak menjadi masalah karena sudah
sesuai kesepakatan bersama antara pihak pengantin laki-laki dan mertua atau
orang tua Para Pengantin ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar