Jumat, 13 Juli 2012

Tradisi Bejango


2. BEJANGO
Bejango artinya kegiatan mengunjungi.  Dalam kajian bejango ada tiga hal yang diutarakan dalam bagian bejango yakni untuk mengunjungi keluarga, teman yang desa` yang bertempat tinggal di wilayahnya berbeda dengan orang yang mengunjungi, ada juga bejango pada orang sakit, dan bejango kepada orang yang akan menikah dalam tradisi sasak.
1.    BEJANGO untuk MENGUNJUNGI KELUARGA, TEMAN yang BERBEDA DESA atau WILAYAH atau DESA
Dalam bahasa sasak, dijelaskan bahwa bejango merupakan kegiatan atau acara mengunjungi. Bejango didalam kebiasaan di Suku Sasak yakni untuk mengunjungi keluarga yang berupa paman, bibi, kakek atau nenek, bisa jadi teman akrab  yang berada ditempat yang agak jauh atau antar desa, kalau sifatnya hanya berkunjung kepada tetangga dekat atau satu desa itu alih bahasanya dalam sasak namanya ngayo,
Bejango dalam hal ini untuk melepaskan kerinduan dan mempererat kekeluargaan dan persaudaraan karena seiring dengan kesibukan kerja atau aktivitas , karenanya memanfaatkan waktu yang kosong untuk digunakan sebaik mungkin, juga memberikan rasa tenang dan tentram dan suasana hati menjadi lebih bahagia karena perjumpaan langsung kerumah keluarga atau teman ini. Bila Orang lain yang tidak memiliki kesempatan untuk berkunjung, maka posisinya dihadapan teman atau keluarga ini menjadi agak diragukan dan kadang tidak akan dihiraukan karena sudah lama tidak bertemu.
Seringkali sikap acuh tak acuh akan hadir apabila tidak dibiasakan dengan saling mengunjungi keluarga yang dari jauh tersebut , untuk itu cobalah membagi waktu yang pas agar keluarga tersebut mencapai ketentraman karena tidak ada rasa acuh tak acuh tersebut, dan permusuhan jelas tidak akan ada lagi. Itulah rumah tangga yang memberikan ketentraman bagi keluarga yang berada didalamnya. Boleh jadi karena sudah berumah tangga, suami isteri akan memisahkan diri dengan orang tua dan tidak tinggal satu atap atau satu rumah disebabkan karena hidup mandiri, atau bekerja diwilayah lain atau mungkin negara lain.
Bejango sifatnya sebagai himbauan kepada siapapun sampai kapanpun karena mengunjungi keluarga tidak cukup hanya sampai pada saat Ied Fitri atau Ied Adha atau hari libur sekolah. Karena apabila bejango ini tidak dibiasakan atau tidak diindahkan maka bukannya rasa rindu yang ada pada masing-masing keluarga tapi akan diganti dengan rasa tak perduli antar keluarga itu  lagi. Bahkan karena sampai kapanpun seseorang yang jauh tempat tinggalnya tersebut, maka Mereka akan tahu kabar dan pemberitahuan yang mungkin sangat diperlukan keluarga tersebut . 
Karena keterlambatan informasi kekeluargaan biasanya hadir karena tidak ada kontak yang jelas, boleh jadi menggunakan Via-telpon ataupun sarana informasi lainnya, namun bahwa, kalau dilihat masih dianggap berada ditingkat silaturrahim yang pasif, dimana seorang yang silaturrahmi yang secara langsung bertatapan muka akan nampak hubungan yang sangat harmonis, indikatornya dilihat dari seberapa dekat keluarga tersebut dapat saling bertemu langsung (face to face), sehingga apa yang dilakukan keluarga atau teman sehubungan dengan mengetahui aktivitas dan keadaan kerabatnya adalah dengan bejango ini, Dia menyayangi keluarganya sebagaimana Dia menyayangi diri sendiri, karena dibalik keberhasilan dan kontinyuitas hidup sesorang itu tidak terlepas dari peranan orang-orang terdekatnya, meskipun tidak sepenuhnya begitu, namun akan terhindar rasa saling meremehkan atau mengabaikan keluarga atau temannya.
Sebagaimana seseorang yang ramah kepada siapapun, maka kita pun juga harus baik hati kepada kerabat yang memang jauh alamatnya. Dari bejango ini kita diajak memahami orang lain melalui dialogis secara langsung dalam waktu dan tempat yang sama. Karena hal bejango ini tujuannya menyatu dengan lingkungan sekitar lebih-lebih keluarga dan teman dekat.
 Lingkungan yang seperti ini penting dalam kehidupan manusia, kalau lingkungan keluarga atau pertemanan tidak baik, relitas sosial yang ada didalam masyarakat bisa dibayangkan akan seperti apa. Boleh jadi karena kesibukan kerja atau sekolah, tapi tetap hal ini dianjurkan dimasyarakat, serta dianggap baik dan nyata membawa keyakinan yang mendalam agar silaturrahmi atau berkunjung ini membuat kedudukan seseorang dimasyarakat menjadi lebih diutamakan, karena kondisi wilayah yang berbeda atau jauh dan tidak mudah untuk dikunjungi kecuali ada waktu yang memungkinkan untuk datang berkunjung.
Sebelum melakukan kunjungan tentu saja harus diberitahukan kedatangannya kepada keluarga atau teman yang bersangkutan tersebut melalu Via telepon atau sarana komunikasi lainnya agar ketika berkunjung, Tuan rumah akan sangat siap dalam menyambut dan menyajikan berbagai kepentingan keluarga atau teman yang akan berkunjung ini, apakah tujuannya untuk sekedar silaturrahim, mencari atau memperoleh hiburan atau kesenangan atau memang ada sesuatu hal yang harus diselesaikan dalam kekeluargaan.
Saat itu penting atau tidaknya hasil kunjungan maka tentu Seorang yang akan berkunjung ini bisa saja membawakan hadiah berupa makanan ala kadarnya, agar tidak terlalu merepotkan, tapi tidak dibawakan juga tidak apa-apa karena tidak ada namanya negosiasi seseorang harus bawa sesuatu ketika akan berkunjung, karena sebagai tamu kita melihat diri kita biasa saja, nanti Sang Tuan rumah yang akan menyajikan hal-hal yang perlu dalam proses penerimaan tamu berupa makanan,minuman atau hal-hal yang dipandang perlu oleh mereka tersebut.
Jika perlu tanpa disuruh pun tamu perlu juga membawakan hal-hal yang bermanfaat untuk keluarga atau  teman yang berada pada tataran wilayah yang berbeda ini.
2.    BEJANGO pada ORANG SAKIT
Bejango  bisa juga dipakai untuk mengunjungi tetangga yang sedang sakit untuk memberikan rasa prihatin dan empati kepada tetangga, orang yang menjenguk dapat membawakan bahan pokok seperti gula, kopi, susu kalo beras ataupun kopi yang diberikan tidak menjadi tradisi,  karena sesuatu yang dikenal baik dan buruk untuk orang yang sakit tentu saja yang sesuai dengan situasi Orang yang akan seseorang akan kunjungi. Untuk menjadi warga yang baik, tentu saja harus menyesuaikan ruang dan waktu, misalnya
Si Sakit ini membutuhkan makanan ringan, atau boleh jadi makanan tersebut untuk keluarga yang sedang menjaga Si Sakit ini. Kejadian sakitnya seseorang menggambarkan keadaan ikut merasakan terhadap kesedihan yang dialami keluarga Si sakit tersebut, makanya tolong menolong atau silaturrahim dalam hal ini perlu untuk mengurangi kesusahan keluarga si Sakit tersebut.
Detail-detail yang perlu diberikan hendaknya yang wajar-wajar saja, karena tidak mungkin orang sakit malah dibawakan beras, maka tentu saja itu akan dimaknai terhadap orang lain yang artinya pemaknaan terhadap apa yang nyata berasal dari apa yang kita yakini sebagai sebuah kenyataan, seolah-olah si sakit ini sudah siap untuk makan yang lahap.
Karena itulah pemilihan barang bawaan yang dibawa seperti beras kurang pas, lebih-lebih yang mengunjungi ini beramai-ramai bawakan beras maka akan dimaknai seperti acara belangar atau ikut belasungkawa karena ada yang meninggal dunia, yang biasanya beras tersebut memang pas dipakai untuk memasak nasi yang nantinya dipakai dalam mengadakan zikiran dan do’a untuk mayit.  
Memang sangat bagus beras, tapi dilihat dari kelayakannya artinya masih lebih baiknya hanya diberikan makanan saja yang ringan dan andaikan ada rezeki lebih tentu keluarga Si Sakit akan membutuhkan uang, nah itulah yang pas sesuai ruang dan waktunya. Uang tersebut boleh jadi untuk berobat Si Sakit ini, atau keperluan selama perawatan dan kecukupan kebutuhan pokok karena bisa jadi keluarga Si Sakit ini jumlah uangnya sangat minim sekali dan tidak cukup  dan akan menjadi sejalan pemakaian uang tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan keluarga Si Sakit ini.
Berkelompoklah dengan tetangga atau siapa saja untuk berkunjung kerumah orang sakit ini, dan berikan hiburan agar keluarga Si Sakit tersebut terkurangi beban didalam hidupnya, karena mencinta handai taulan, kerabat dekatnya dari sanalah akan tercipta rasa saling sayang antar saudara seiman,seagama, dan sesama manusia.  Tetangga yang hadir menjenguk atau bejango ini perbuatan yang sangat mulia, dan event yang sangat baik pula, mengingat bejango dalam hal orang sakit atau tetangga yang jauh ini dilakukan cukup jarang dalam beberapa waktu saja. Pada event inilah kesempatan bagi para simpatisan atau keluarga atau teman yang menjenguk ini untuk menunjukkan kemampuan dan pedulinya didalam rumah keluarganya, dan teman yang jarak wilayah tempat tinggalnya  cukup jauh tersebut dapat terjalin, semakin sering bejango maka akan semakin baik pula kualitas persaudaraan dan kekeluargaan.
3. BEJANGO untuk ORANG yang akan MENIKAH
Tradisi Lombok sebelum acara nyongkolan atau acara salam-salaman dengan orang tua dari pihak mertua laki-laki dan perempuan.  Masyarakat biasanya telah siap untuk bejango atau mengunjungi pengantin ini, kenapa dibilang pengantin karena memang sudah sah secara islam, dua hari atau tiga hari sebelum nyongkolan datanglah masyarakat membawakan keperluan-keperluan untuk sang pengantin.
Ijab qabul dan prosesi pernikahan telah dijalankan, sekarang tinggal acara nyongkolan, biasax diiringi gendang belek yang terdiri dari alat musik gendang, kecepreng karena menghasilkan bunyi yang khas dan unik biasax ribut dan ramai, ada suling khas menandakan hiburan orang yg menjenguk, ada juga cilokak, kecimol(lagu yg dibawakan biasanya bahasa melayu/Indonesia dari dangdut, atau pop).
Biasax yg bejango ini memakai pakaian adat Lombok sperti kebaya, songket(sarung khas utk nyongkol beda seperti sarung shalat karena mirip juga seperti selimut panjang, sanggul(bulu palsu ini untuk perempuan), kembang emas atau kembang rambut itu seban untuk  laki-laki baju gedek nungkik(jas sasak), songket, sapuk/ikat kepala khas Lombok, dan keris.
Nah kesesuaian yang pantas untuk masyarakat karena ibarat akan ada pesta, maka masyarakat tentu akan saling membantu untuk kesempurnaan acara salam-salaman dan juga kelengkapan keperluan Sang pengantin perempuan dan laki-laki.
Biasanya, sebelum acara nyongkolan ditetapkan maka masyarakat membawakan gula, sabun,pasta,sikat gigi, parfum, masyarakat yang sudah tahu akan ada acara nyongkolan, maka mereka berhias diri, berdandan untuk saling membantu dalam mempersiapkan suksesnya acara nyongkolan dalam salam-salaman.
Namun masyarakat biasa yang kebetulan satu desa boleh saja berpenampilan biasa saja dalam membawakan keperluan pengantin seperti yang disebutkan diatas. Biasanya bejango sebelum nyongkolan orang datang seperti tamu biasa mengucapkan selamat, dan memberikan  gula, sabun,pasta dan sikat gigi, parfum. Pokoknya hal-hal yang  yang sangat dipandang diperlukan oleh pengangtin saja dan barang yang layak.
Tentunya tamu akan dilayani seperti ada tamu yang datang dirumah kita. Nah prosesi salaman ini setelah selesai maka langsung pulang para pengantin kerumah sang suami tentunya, dan selesai nyongkolan tidak perlu ada acara-acara makan antara mertua dari orang tua  laki-laki   dan perempuan, sebelum atau sesudahnya  tidak perlu diberikan makan,minum atau ngopi, tapi dibagian desa Mujur, kecamatan Praya, terkadang disuguhkan makanan, kenapa tdk disuguhkn makanan karena saking banyaknya  tamu, masa harus disuguhi makanan, orang yang menikah nanti akan menjadi boros itulah landasan fikiran masyarakat.
Maka itu akan mnjadi hal yg lumrah bagi orang tua-orang tua ini. Tentu saja pas datang orang tua laki ini maka diadakan kuade(duduk bersama antara pengantin laki dan perempuan) biasanya duduk 10 menit agar diketahui muka pengantin oleh masyarakat dan  keluarga. Kemudian Salam-salaman akhirnya yang menjadi inti dari nuansa adat ini.
Luar biasa, salam-salaman dalam nyongkolan ini tujuannya untuk memperkenalkan diri kepada keluarga pengantin perempuan dengan adat yang sesuai melalui iringan atau diselingi cilokak(lagu sasak tradisional),gendang belek(tabuhan gendang, seruling),
Biasanya masyarakat yang ikut dalam prosesi ini, bukannya malah ikut salaman dengan para pengantin, tapi malah asyik mendengarkan dan menyaksikan gendang belek,kecimol, dan cilokak. Betapa tidak sawer musik yang sangat membuat antusias masyarakat bahkan ikut bergoyang bersama, nuansa persatuan yang sangat semarak diwilayah Suku Sasak ini, daripada ada acara perang, tentu diminimalisir dengan kondisi yang seperti joget itu sudah, saya jadi terhernyit masa Iya Mahasiswa IAIN Mataram akan ikut hal yang demikian itu, cukup saja menjadi Da’i Muda Pilihan bersama ANTV, kan lumayan menjadi Artis dan mendapatkan pahala dengan berdakwah kebaikan.
Sementara itu, setelah prosesi bejango untuk Para mertua ini selesai yang dilengkapi dengan aneka tradisi dari seni Gendang belek dan lainnya tersebut, maka dua hari atau tiga hari setelahnya ini, maka suami isteri yang sudah sah ini mengadakan pertemuan dengan orang tua si gadis yang menjadi isteri sekarang ini. Tentunya disertai oleh Sang Suami, nah dari sinilah mereka secara pribadi bersalaman dalam suasana keakraban kekeluargaan artinya tidak ada perayaan lagi seperti menyewa gendang belek,cilokak,atau kecimol, namun sekarang lebih kepada bagaiamana membangun kekeluargaan isteri menjadi keluarganya Sang Suami, suami tersebut juga hendak menjadi bagian keluarga dari Sang Isteri tersebut.
Tidak ada keberatan atau saling marah atau dendam disebabkan karena adat Lombok yang mencuri anak perempuan orang, kemudian dijadikan isteri tapi sekarang karena sudah diadakan perkawinan yang sah sesuai agama dan kenegaraan, maka mertua ini pun sudah menjadi satu kesatuan dalam ikatan rumah tangga anaknya. Boleh dikatakan mencuri untuk anaknya tapi endingnya pun akan mengarah kepada cara keislaman dalam hal pernikahan.
Dari pertemuan inilah pasangan suami isteri ini menceritakan bagaimana seharusnya rumah tangga mereka akan  berjalan sebagaimana mestinya sepeti keluarga yang sudah sakinah,mawaddah,wa rahmah,  dan bejango dalam hal ini tidak disyaratkan apakah mau menginap atau tidak dirumah mertua, karena sudah menjadi bagian keluarga. Kalau berkenan, pasangan suami isteri yang baru ini dapat diizinkan menginap dirumah mereka. Tapi gengsi juga dibolehkan atau sah sah saja, sesuai kehendak pribadi, kalau merasa merepotkan mertua, lebih baik segera pulang kerumah barunya bersama sang isteri.
Itulah artinya membuka lembaran baru setelah melakukan bejango yang terakhir, selanjutnya dilepaskan kepada pihak yang bersangkutan, mau berjango kapanpun tak menjadi masalah karena sudah sesuai kesepakatan bersama antara pihak pengantin laki-laki dan mertua atau orang tua  Para Pengantin ini.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar